Kejadian kecelakaan pada malam hari meningkat pada semua pengendara, namun lebih tinggi pada pengendara muda tidak berpengalaman. Untuk menjawab peningkatan risiko pada pengendara muda, beberapa negara bagian di Amerika Serikat memberlakukan pembatasan berkendara malam hari (night driving restriction, NDR) pada sistem izin mengemudi. NDR telah menunjukkan penurunan kecelakaan pada pengendara muda, dengan pengurangan lebih tinggi pada NDR yang dimulai pada pukul 22.00 atau lebih awal. Namun, dua puluh tiga negara bagian dan ibu kota yang menerapkan NDR 24:00 yang pengemudi muda jarang mengemudi. NDR dimulai setelah pukul 24:00 memberikan perlindungan minimal.
Referensi
Shults RA, Williams AF. Graduated Driver Licensing Night Driving
Restrictions and Drivers Aged 16 or 17 Years Involved in Fatal Night
Crashes — United States, 2009–2014. MMWR Morb Mortal Wkly Rep
2016;65:725–730. DOI: http://dx.doi.org/10.15585/mmwr.mm6529a1.
Wednesday, January 18, 2017
Advokasi dan KIE Kesehatan Reproduksi Remaja Tahun 2015 Sumatera Barat
Dalam rangka pengembangan dan peningkatan wawasan kelompok-kelompok PIK-R di sekolah , maka Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Sumatera Barat telah melakukan pembinaan ke kelompok PIKR disekolah yang di Sumatera Barat berjumlah 499 kelompok PIK R, dengan kriteria : Tingkat Tumbuh sebanyak 306 kelompok, Tingkat Tegak sebanyak 152 Kelompok dan Tingkat Tegar sebanyak 41 kelompok.
Dalam
pelaksanaan kegiatan kegiatan Pertemuan dan Pembinaan Advokasi dan KIE
Kesehatan Reproduksi Bagi Remaja ini rata-rata para peserta pada
masing-masing daerah menunjukan perhatian yang baik dan sangat antusias
dalam menanggapi paparan narasumber dengan banyaknya peserta mengajukan
pertanyaan – pertanyaan seputar kesehatan reproduksi remaja.
Dengan
dilaksanakannya kegiatan Pembinaan Kelaompok PIK Remaja di sekolah ini
diharapkan terciptanya kesamaan visi dan misi serta pandangan pengurus
dan anggota kelompok PIK Remaja dalam meningkatkan wawasan tentang
Kesehatan Reproduksi, sehingga mampu mengaplikasikannya dalam mengelola
PIK Remaja di Sekolah. Melalui kegiatan ini juga diharapkan remaja
menyadari fungsi dari organ reproduksinya dan berusaha untuk menjaganya,
dan mereka menyadari akibat yang dapat ditimbulkannya. Permalasahan
remaja dewasa ini bisa teratasi atau berkurang. Diharapkan juga bagi
pengurus PIK R Sekolah mampu berkolaborasi dan berkoordinasi dengan
instansi dan dinas terkait dalam meningkatkan dan mengembangkan
pengetahuan mereka dibidang kesehatan Reproduksi.
Sumber: Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB. Advokasi dan KIE Kesehatan Reproduksi Remaja Tahun 2015. http://www.sumbarprov.go.id/details/news/472. diakses 18 Januari 2017
Published: By:
Koas IKM UGM 16205
- 8:10 AM
Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Tingkat SMA di Semarang
- Komunitas Spesifik: Siswa SMA di Kota Semarang
- Bentuk: Penyuluhan Promosi Kelompok
Sehingga salah satunya pada tanggal 12 September 2013, Seksi Kesehatan Anak & Remaja Dinas Kesehatan Kota Semarang melakukan kegiatan Penyuluhan mengenai Kesehatan Reproduksi Remaja bagi siswa SMA se-Kota Semarang di gedung Aula Balaikota Semarang Jl. Pemuda 58 Semarang.
Tujuan Dinas Kesehatan Kota Semarang melaksanakan kegiatan penyuluhan adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja dalam pencegahan masalah kesehatan khusus remaja serta meningkatkan keterlibatan remaja dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kesehatan remaja.
Acara berjalan lancar dan sesuai rencana, ternyata antusias para siswi SMA sangat tinggi. Rata-rata dari mereka sudah sedikit paham mengenai alat/organ reproduksi meskipun tidak semua menghapal organ reproduksi.
Penyuluhan dimulai dengan memberikan penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja. Hal ini tidak mempengaruhi semangat para siswi untuk berpartisipasi dalam program sosialisasi dan penyuluhan yang diselengarakan. Banyak pertanyaan2 seputar Kesehatan Reproduksi yang mereka tanyakan mulai dari bagaimana menjaga kebersihan dan kesehatan organ reproduksi, penyakit yang berhubungan dengan organ reproduksi serta bagaimana cara mengatasinya.
Sekarang ini, tentunya sudah banyak penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan baik oleh dinas kesehatan, pihak sekolah atau lembaga-lembaga lain kepada siswa-siswi sekolah khususnya mengenai kesehatan reproduksi. Namun, pendidikan nomer satu tetaplah di dalam rumah, bagaiman orang tua mampu memberikan pengertian dan mendampingi anak-anaknya dalam menghadapi kematangan secara seksual. Sehingga perlu juga dilakukan perubahan paradigma bahwa membicarakan kesehatan reproduksi di rumah adalah tabu. Karena apabila pendidikan kesehatan reproduksi bisa dilakukan dengan baik oleh orang tua dan pada usia yang tepat, masalah-masalah kesehatan remaja dapat dicegah.
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Semarang. Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Tingkat SMA di Semarang. 2013. http://dinkes.semarangkota.go.id/?p=kegiatan_mod&j=lihat&id=10. diakses tanggal 17 Januari 2017 Published: By: Koas IKM UGM 16205 - 8:05 AM
Subscribe to:
Posts (Atom)